Kuburaya | kalbar.suarana.com - Di tengah belantara Kalimantan Barat, sekitar tahun 1772, berdirilah Kerajaan Kubu, sebuah kerajaan kecil yang menjadi saksi dinamika sejarah di Nusantara. Pendiri kerajaan ini adalah Syarif Idrus bin Abdurrahman Al-Idrus, seorang bangsawan dari Hadramaut, Yaman, yang tiba di pesisir Sungai Terentang. Dengan membawa ajaran Islam, ia membangun sebuah perkampungan yang kemudian berkembang menjadi pusat kekuasaan dan perdagangan.
Lokasi strategis Kerajaan Kubu di tepi sungai memungkinkan hubungan dagang yang kuat, termasuk dengan Kesultanan Pontianak. Bahkan, pernikahan politik antara keluarga Kerajaan Kubu dan Kesultanan Pontianak semakin mempererat hubungan kedua kerajaan ini. Syarif Idrus dikenal bijaksana dalam memimpin rakyatnya, menjadikan kerajaan ini makmur dengan aktivitas agraris, perdagangan, dan penyebaran Islam.
Namun, perjalanan kerajaan ini tidak selalu mulus. Dinamika politik lokal dan global, termasuk masuknya Belanda dan Jepang, memengaruhi stabilitas kerajaan. Pada tahun 1958, Kerajaan Kubu secara resmi diintegrasikan ke dalam Republik Indonesia, menandai berakhirnya kekuasaan kerajaan ini secara formal.
Hingga kini, jejak Kerajaan Kubu masih terasa dalam kehidupan masyarakat Kubu Raya. Tradisi, budaya, dan sejarahnya menjadi warisan berharga yang terus dijaga. Upaya untuk melestarikan sejarah kerajaan ini dilakukan dengan menghidupkan kembali simbol-simbol budaya, termasuk penobatan simbolis pemimpin kerajaan dari keturunan Syarif Idrus.
Kerajaan Kubu bukan hanya sebuah cerita masa lalu, tetapi juga simbol perjuangan, keadilan, dan identitas masyarakat Kubu Raya.
Pewarta : Mansyur