Ketua LKM Bicara Lantang Soal Kerusakan Waterfront Alun Kapuas
Pontianak|kalbar.suarana.com - Pembangunan Waterfront Alun Kapuas yang membentang indah hingga ke Pelabuhan Senghie, menjadi salah satu kebanggaan dan ikon Kota Pontianak. Proyek ini, yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pontianak, memadukan nuansa tradisional dan modern, menjadikannya destinasi wisata favorit warga serta simbol perkembangan kota di tepian Sungai Kapuas.
Namun, kondisi terkini waterfront ini memprihatinkan setelah insiden tabrakan kapal ferry yang mengakibatkan kerusakan pada pagar pembatas. Selain pagar yang hancur, lantai atau trestle waterfront mengalami keretakan memanjang yang dikhawatirkan semakin menyebar ke bagian lainnya.
Wahyudi, SH, Ketua Lembaga Kerabat Melayu (LKM) Kota Pontianak, angkat bicara mengenai kondisi tersebut. Dalam keterangannya, Wahyudi menyampaikan keprihatinannya terhadap minimnya perawatan rutin pada waterfront ini.
“Pembangunan Waterfront ini bertujuan mempercantik wajah Kota Pontianak dan menata tepian Sungai Kapuas agar lebih menarik. Sayangnya, kerusakan akibat tabrakan kapal ferry tidak segera ditindaklanjuti. Kondisinya semakin parah, terutama pada bagian lantai yang retak memanjang,” ungkap Wahyudi.
Ia menambahkan bahwa aktivitas kapal motor air yang kerap bersandar di tepian waterfront turut memperburuk kondisi struktur bangunan. Jika tidak ada solusi dan perawatan berkelanjutan, Wahyudi khawatir kerusakan ini akan berujung fatal.
“Sebelum konstruksi ambruk dan memakan korban, Pemkot Pontianak harus segera merumuskan solusi atau alternatif tempat sandar kapal motor air di sepanjang tepian Sungai Kapuas. Pembangunan waterfront ini harus menjadi destinasi wisata kebanggaan, bukan sekadar proyek yang terbengkalai,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Pontianak, Firyanta, ketika dimintai tanggapan melalui pesan singkat WhatsApp pada 19 November 2024, menyatakan bahwa pihaknya akan menurunkan tim untuk mengecek kondisi kerusakan. Namun hingga saat ini, belum ada perbaikan yang terlihat di lapangan.
Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap masa depan Waterfront Alun Kapuas sebagai ikon wisata Kota Pontianak. Diharapkan, langkah konkret segera diambil agar kerusakan tidak semakin parah dan dapat dikembalikan pada fungsi awalnya.
(BSG-69)
Pewarta : Sy.yusuf